“ HATI YANG RELA
“
( Keluaran 4:1-17 )
"Oleh
sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang
harus kaukatakan."
Keluaran 4:12
Dalam memilih seseorang Tuhan tidak pernah melihatnya dari sudut pandang secara
fisik atau kecerdasan secara intelektual. "Bukan yang dilihat manusia
yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Begitu juga panggilanNya
terhadap Musa, Tuhan tidak menanyakan seberapa kuat dan hebatnya dia, namun
Tuhan ingin mengetahui isi hatinya: adakah ia memiliki kerelaan hati
untuk dibentuk dipakaiNya?
Tuhan tidak
pernah salah dalam memanggil seseorang karena Dia tahu persis siapa kita,
kesanggupan kita, kekuatan kita, kelemahan kita dan keterbatasan kita.
Karena itu Tuhan berkata kepada Musa, "...pergilah,
Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus
kaukatakan." (Keluaran
4:12). Tuhan juga mendemonstrasikan kuasaNya di depan Musa secara langsung:
diperintahkan untuk melemparkan tongkatnya ke tanah dan tongkat itu menjadi
ular; memasukkan tangannya ke dalam baju dan setelah ditarik ke luar
tangannya pun terkena kusta, putih seperti salju. Melalui peristiwa ini
Tuhan hendak menegaskan, "Adakah
sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?" (Kejadian
18:14). Jadi tidak ada alasan bagi musa untuk lari dari panggilan Tuhan
ini.
Namun semua sangat tergantung dari
sikap dan respons hati kita. Sekalipun Tuhan mengenal kita secara
sempurna tapi Ia tidak akan berbuat apa-apa sebelum kita menyerahkan kemauan
kita kepadaNya. Tuhan sangat rindu kita menyerahkan kerelaan hati kita ke
dalam tanganNya dan masuk ke dalam rencanaNya yang indah.
Mari kita
belajar dari Daud yang punya hati yang rela untuk dibentuk Tuhan: "Selidikilah
aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku;" (Mazmur 139:23). Saat kita punya
penyerahan diri, saat itu pula Tuhan akan bekerja di dalam kita; dan
ketika Tuhan bekerja saat itulah kita beroleh kekuatan dan kesanggupan untuk
mengerjakan panggilanNya, bahkan kita dapat melakukan perkara-perkara yang
besar. Asal kita punya hati yang rela, Tuhan akan berkarya secara ajaib di
dalam kita.
"Hati yang rela adalah hal yang
senantiasa Tuhan nantikan dari umatNya"